Fajarnewstv.com,”Makassar – Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) melalui program Asistensi Mengajar BKP Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), menggelar kegiatan psikoedukasi bertema “Mengelola Stres Akademik” di Aula SMA Kartika XX-1 Makassar pada Selasa, 14 Mei 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu para siswa memahami dan mengelola stres akademik yang kerap mereka alami di lingkungan sekolah. Psikoedukasi ini disampaikan oleh dosen Fakultas Psikologi UNM, Ibu Novita Maulidya Jalal, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dan diikuti dengan antusias oleh siswa-siswi SMA Kartika XX-1 Makassar.
Dalam sambutannya, Kepala SMA Kartika XX-1 Makassar, Drs. Deppasau, S.H., M.Si., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tim Asistensi Mengajar dan pemateri yang telah meluangkan waktu dan pengetahuan untuk berbagi wawasan yang sangat bermanfaat. Ia menekankan pentingnya kegiatan seperti ini dalam membekali siswa dengan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan mental, pengembangan diri, dan tantangan masa remaja. “Saya berharap kegiatan serupa bisa terus dilaksanakan secara berkelanjutan demi mendukung tumbuh kembang siswa secara optimal, baik dari sisi akademik maupun psikososial,” ujarnya.
Sementara itu, moderator kegiatan, Muh Fikri Ikhsan Haupea, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi mahasiswa BKP Asistensi Mengajar Fakultas Psikologi UNM dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih suportif terhadap kesehatan mental siswa. “Kami ingin membantu siswa mengenali stres akademik yang mereka alami dan membekali mereka dengan strategi yang bisa digunakan untuk mengelolanya secara efektif,” jelas Fikri.
Dalam sesi pemaparan materi, Novita Maulidya menekankan bahwa stres akademik adalah hal yang umum dialami oleh siswa, terutama di tingkat pendidikan menengah atas. Ia menyampaikan pentingnya keterampilan manajemen stres dan manajemen waktu dalam mendukung keberhasilan akademik sekaligus menjaga kesehatan mental. “Melalui pendekatan psikoedukasi yang interaktif dan aplikatif, siswa diharapkan dapat membentuk pola pikir positif, meningkatkan kesadaran diri, dan mengembangkan strategi adaptif dalam menghadapi berbagai tantangan,” terang Novita.
Berdasarkan hasil asesmen awal yang dilakukan oleh tim, mayoritas siswa menunjukkan sikap antusias dan keterbukaan terhadap materi yang disampaikan. Namun, tim juga mencatat adanya sebagian siswa yang menunjukkan kecenderungan negatif seperti rendahnya motivasi, penundaan tugas, dan kesulitan mengelola emosi. Hal ini menunjukkan pentingnya intervensi psikologis yang tepat guna membantu siswa mengembangkan karakter dan perilaku yang lebih konstruktif.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata sinergi antara dunia akademik dan pendidikan menengah dalam mewujudkan generasi muda yang lebih tangguh secara mental dan siap menghadapi tantangan kehidupan.