Fajarnewstv.com,”Surabaya, 10 Juli 2025 – Upaya mendorong penggunaan material konstruksi berkualitas tinggi dan efisien kembali digaungkan dalam Seminar Baja Anti Gempa yang diselenggarakan oleh Garuda Yawata Steel (GYS) bekerja sama dengan Indonesian Society of Steel Construction (ISSC). Acara ini berlangsung di Hotel Movenpick Surabaya dan dihadiri lebih dari seratus peserta dari berbagai kota yang berasal dari ekosistem baja dan konstruksi nasional.
Mengangkat tema Optimalisasi Anggaran dengan Material Balok Kekuatan Tinggi Anti Gempa, seminar ini menyoroti pentingnya penggunaan baja berstandar tinggi yang tidak hanya tahan terhadap gempa, tetapi juga ramah lingkungan dan efisien secara biaya.
“Industri baja nasional lebih baik dari baja impor. Cuma tinggal dipoles sedikit dengan regulasi yang mendukung, maka produk baja kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tegas Wakil Ketua Umum ISSC, Rahmat Sulaiman, saat membuka acara mewakili Ketua Umum Budi Harta Winata.
Salah satu momen penting dalam seminar ini adalah penjelasan mengenai produk baja inovatif dari Garuda Yawata Steel. GYS tercatat sebagai pabrik baja domestik pertama yang memproduksi balok IWF/H-beam berkekuatan tinggi tahan gempa. Produk ini memiliki titik hasil sebesar 345 MPa — sekitar 40 persen lebih kuat dibanding balok baja standar di Indonesia.
“Baja High Tensile ini tidak hanya unggul dalam ketahanan terhadap gempa dan keselamatan struktur bangunan, tetapi juga memberi efisiensi biaya konstruksi hingga 20 persen,” jelas Ariel Tumpal, Technical Advisor GYS. Menurutnya, penggunaan baja yang lebih kuat memungkinkan pengurangan volume material tanpa mengorbankan kualitas dan ketepatan waktu proyek.
Produk baja tahan gempa dari GYS telah memenuhi standar internasional seperti JIS SN490B (Jepang) dan ASTM A572 Gr.50 (Amerika Serikat), serta diproduksi secara berkelanjutan menggunakan limbah baja daur ulang dengan teknologi Electric Arc Furnace (EAF) yang rendah emisi.
Turut hadir dalam seminar, Dr. Ir. Mudji Irmawan, MT (Ketua HAKI Jatim dan Dosen ITS) serta Prof. Ir. Hidajat Sugihardjo Masiran, MS (Engineering Civil ITS) yang memaparkan aspek teknis dan akademis terkait pemanfaatan baja mutu tinggi untuk struktur bangunan modern.
Tak ketinggalan, Lilik Mas’udah dari PT. Usaha Bakti Perkasa membahas pentingnya dekarbonisasi konstruksi. Ia menjelaskan bahwa baja tahan gempa juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dari seluruh rantai pasok konstruksi, mulai dari produksi hingga daur ulang, yang berdampak pada efisiensi biaya operasional dan peningkatan daya saing industri.
Seminar ditutup dengan sesi ramah tamah saat santap siang, di mana para peserta saling berbaur, menjalin komunikasi, dan membuka peluang kolaborasi demi masa depan industri baja Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Tetap Semangat Baja! 🔥